Welcome to my blogger Disini Tempat kita sharring,ceria dan Spirit. Juga di sini tempatnya menuangkan kreatifitas.
Rabu, 02 Maret 2016
DEMI ALLAH HAMBA RINDU KA'BAH- MU YA ALLAH, PANGGIL HAMBA KEMBALI
Kunjungi Instagram saya:
Follow: @harbyefgunata
Fb: Harby Efgunata Jrsc Pekanbaru
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (Qs. Ali Imran: 97).
Pada kesempatan ini saya ingin share pengalaman paling indah yang pernah saya rasakan selama hidup. Semoga niatnya bukan untuk riya’ dan kita dijauhkan dari sifat itu. Niat saya disini ingin memberikan semangat kepada yang lain. Agar teman-teman semua bisa merasakan keindahan ini pula dan semoga Allah memanggil teman teman semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Alhamdulillah wa Syukurillah... tanggal 13 desember - 23 desember 2015 kemarin saya melaksanakan ibadah Umrah.
Mungkin selama ini, anggapan sebahagian besar orang (termasuk saya sendiri), ibadah ini tidak begitu istimewa. Karena selama ini sudah banyak yang umrah dan berhaji di Indonesia, tapi banyak yg belum membawa perubahan di dalam dirinya dan sifatnya.
Bahkan dinilai sama saja. Orang- orang menilai Haji lebih mulia karena pulang pulang membawa gelar Haji pada depan namanya, namun sebenarnya bukan itu yang dinilai dari perjalanan suci ini, namun hijrah menuju kebaikannya. Andai orang orang di tanah air tau, jika kita berada di Mekkah, orang- orang yg berumrah sama istimewanya dengan orang Berhaji oleh warga disana. Bahkan panggillan "Hajj dan Hajjah" selalu dilontarkan mereka kepada kami.
Dalam perjalanan umrah ini seharusnya saya berangkat bersama ibunda saya tercinta. Sebulan sebelum berangkat segala prosedur dari vaksin, pasport dan dokumen persyaratan umrah telah kami penuhi, bahkan dua minggu sebelum berangkat saya dan ibunda telah melunaskan 100% biayanya. Namun itulah takdir lain, Allah belum memanggil beliau untuk menghadap ke rumah Nya. Ibunda saya sakit parah yang membuat beliau tidak bisa berangkat. Beliau memang sakit sakitan. Diabetes, Tekanan Darah tinggi dan magg adalah penyakit beliau. Saat itu beliau ngedrop karena gula darahnya yang rendah. Membuat beliau harus transfusi darah. Dengan berat hati serta tangisan saya melepas ibunda, saya berangkat sendiri sedangkan ibunda saya terbaring sakit. Dengan saling melepas tangis saya memeluk ibunda. Saya berkata "Ibu, kuat kuat ya melawan penyakit. Kalau sampai ka'bah nanti pasti saya doakan semoga lekas sembuh dan dipanggil Allah menuju rumah Nya, pokoknya kalau saya balik nanti semoga kita msh bisa bertemu.".
Akhirnya saya berangkat, saya mempercayai Travel Silver Silk.
Pelayanan dan perhatian kepada para jama’ah sungguh baik. Jadwal acaranya pun benar-benar terkoordinir dengan rapi dan teratur.
Walau ada sedikit sedikit kekurangan.
Didalam perjalanan, khususnya didalam pesawat saya melamun dan menangis. Teringat ibunda. Saat itu dalam kloter kami banyak didominasikan orang orang tua. Mereka mendengar cerita saya bahkan banyak yg sayang kpd saya bagaikan anaknya sendiri. Sayapun memperlakukan mereka seperti orang tua saya sendiri karena saya sangat rindu orang tua ditanah air.
Dalam perjalanan menuju madinah, alhamdulillah tidak ada kendala. Dari Pekanbaru pesawat meluncur menuju Kualanamu Medan, disana kami menginap di Mutiara Hotel. Esok paginya kami langsung menuju Bandara Kualanamu untuk persiapan menuju Madinah. Subhanallah akhirnya Saudi Arabia Air membawa kami terbang sangat tinggi. "Selamat tinggal Indonesia" didalam hati saya sambil meneteskan air mata. Saya melihat ke pintu jendela pesawat. Kami sudah berada diatas awan. Dalam ingatan saya hanyalah ibu. Hingga suatu saat signal pesawat hilang krn cuaca yg membuat pesawat harus merendahkan penerbangannya. Saya menatap kebawah, keadaan sudah berbeda.
Sekeliling tidak ada lagi air, laut ataupun tumbuh2xan. Yg ada hanya gurun dan kawah pasir. Akhirnya malam tiba, berjam jam perjalanan (9 jam), saat mendarat Subhanallah Inilah kota Madinah. Dengan jutaan Lampu menerangi. Sangat indah. Inilah King Abdul Aziz. Sesampai dibandara, kami berkumpul dan diperiksa pihak bandara spt pasport, visa dll. Buspun datang, ada rasa kaget melihat bacaan travel bus bertulisan "Al-Harbi travel". Senyum-senyum sendiri ketika ada nama sendiri di bus madinah maupun mekkah. Kamipun naik ke dalam bus, saat itu Ustadz Pembimbing umrah saya bernama Ustadz Arifin berasal dari Lombok dan sudah 10 thn tinggal di Mekkah. Saya sangat kagum dengan beliau dan menikmati jika mendengarkan ceramahnya. Saya lumayan dekat dengan Ustadz Arifin. Beliau memiliki real story yg sangat menyedihkan. Yang mana istri beliau sudah meninggal 7 tahun yg lalu saat anaknya msh kecil. Sekarang anaknya berada di Indonesia, sedangkan ustadz arifin berada di Mekkah. Selama 7 tahun pula Ustadz Arifin tidak balik ke indonesia. Beliau akan hancur jika balik. Karna sang ustadz harus berbohong kepada anaknya, bahwa ibunya msh hidup dan saat anaknya ingin berbicara dengan ibunya sang ustadz mengatakan ibunya sudah berangkat kerja. Sampai saat ini sang anak tidak tau jika ibunya sudah tiada.
Sedangkan ustad arifin telah menikah dengan warga arab dan memiliki anak. Ustadz arifin menceritakan tentang almarhum istrinya dengan.sedih. Ada rasa senang bagi saya ketika itu istri saya bisa disholatkan di Mekkah oleh jutaan jamaah di ka'bah katanya, dan dikuburkan di makam yang terhormat. Sangat panjang cerita ustadz arifin yang membuat saya meneteskan air mata. Saat ini saya tidak bisa jujur kepada anak saya, bahwa ibunya telah meninggal..ini alasan saya belum bisa pulang ke indonesia sampai sekarang. Anak saya diasuh neneknya.
Saat menginjakkan kaki di Madinah, kami menginap 50 meter dari masjid Nabawi. Sangat dekat. Subhanallah, saya masih merasa mimpi. Ya Allah ini mimpi atau nyata. Saya sudah berada dihadapan Masjid Nabawi,
Keindahan pertama adalah saat aku memandang Masjid Nabawi pertama kali dengan mata telanjang. Kerapihan, keteraturan, ketertiban dan keanggunan bercampur baur menggambarkan suasana Masjid ini. Di dalam Masjid ini ada makam 3 orang termulia di dunia, yakni Nabi Muhammad SAW. dan kedua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Tempat di antara Makam Rasul dan Mimbar disebut Raudhah. Raudhah ini di sebut juga “Taman Surga” dan merupakan salah satu tempat mustajab do’a. Makanya banyak orang yang berebut untuk masuk ke sini. Untuk laki-laki, Raudhah ini dibuka 24 jam. Namun, khusus untuk wanita hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu saja.
Di pelataran Masjid Nabawi ada Makam Baqi. Di sana terdapat makam lebih dari 10.000 sahabat Nabi, termasuk Utsman bin Affan. Di sana juga terdapat makam para istri dan putra-putri Nabi. Selebihnya, para ulama-ulama besar dan berpengaruh juga dimakamkan di sini. Andai suatu saat nanti aku juga bisa dikuburkan di sisi makam manusia-manusia mulia ini.
Keutamaan sholat di Masjid Nabawi ini adalah 1000 kali masjid lain. Jadi bisa dibilang kalau ingin mengejar pahala sholat di masjid ini kita harus hidup 1000 tahun dulu di tanah air. Subhanallah, Saya tidak mau melewatkan kesempatan itu, jam 1 malam saya ajak teman sekamar menuju Masjid Nabawi untuk ibadah. Akhirnya kami sholat di Raudha. Disana ada mimbar nabi. Saya memanjatkan doa kepada Allah utk ibunda saya dan orang2x yang saya sayangi dan jodoh sholeha. Sehabis dari sana kami menuju Makam Nabi Muhammad SAW, alangkah harumnya. Dan air mata saya tiba tiba menetes. Saya bersholawat. Dan saya terbayang perjuangan nabi Muhammad dalam menyebarkan agama islam. Akhirnya saya bisa melihat makam beliau. Air mata terus mengalir, sama halnya saat saya menulis postingan ini. Jujur saya sangat rindu beliau. Rindu panggilan Allah.
Hingga subuh saya tetap berada di masjid nabawi. Selama berada di madinah saya jarang tidur dihotel. Saya benar benar manfaatkan waktu untuk ibadah. Bahkan saya lebih sering pergi sendiri daripada berombongan, teman teman sudah pada tidur kecapean namun saya tidur selayang sambil berdoa di raudho hingga subuh. Banyak keajaiban yang saya dapatkan disana yg tdk bisa saya tuliskan satu persatu disini.
Saya juga berjumpa seorang kakek bernama Jarni yang berasal dari Banjarmasin tersasar. Beliau tersasar dari jam 12 hingga jam 6 pagi. Akhirnya beliau saya bawa, dan kami keliling kota madinah jalan kaki mencari hotel. Sang kakek yg sudah pikun sudah berumur 88 tahun. Beliau ketinggalan menantunya saat minum.air zam zam. Setelah berkilo kilo jalan kaki, kami tidak menemukan hotelnya. Akhirnya saya ajak sang kakek ke kamar hotel saya, kemudian saya menelpon travel sang kakek. Jam 9 kakek jarni dijemput ustadz dari travel mereka. Semoga kakek jarni selalu sehat. Saya tidak tega melihat beliau kedinginan, karena keadaan cuaca dimadinah sangat dingin 18°C. Kami aja saat itu serasa membeku. Kami saya kaku dan kebas.
Di Madinah ini, kami juga mengadakan city tour. Keliling ke tempat-tempat bersejarah di Madinah. Diantaranya adalah Masjid Quba, Masjid yang pertama kali di bangun Rasulullah, kebun Qurma, Jabal Uhud, di mana terdapat makam para syuhada di perang uhud, Masjid Qiblatain, Masjid dua kiblat.
Dikebun Qurma ada keunikan juga, yang mana saya sangat senang berkenalan dengan orang arab. Dengan bahasa inggris sebisa saya dengan mereka. Ternyata pemilik Kebun Qurma Nabi ini bernama Al-Harby, jadi saat saya berkenalan dan menyebutkan nama saya, penjaga kebun mengatakan itu nama pemilik kebun Qurma nabi, dan bahkan ada Swalayannya disana bernama Al-Harby Qurma didekat Masjid Quba.
Tidak terasa waktu berputar cepat, memaksaku meninggalkan kota Madinah. Rasanya kami akan berpisah jauh dari Rasulullah. Namun, semoga cinta kepada Rasul ini tetap sama, nggak akan pupus walau jauh dari dirinya. Nah, dari Madinah inilah kami berangkat ke Bir Ali untuk mengambil Miqat, melakukan rukun umroh yang pertama. Sejak niat Umroh ini dilakukan mulailah berlaku larangan-larangan Ihrom.
Ternyata menjaga diri dari larangan Ihrom itu nggak semudah yang kita bayangkan. Mungkin kita sempat berpikir, untuk apa sih Allah membuat larangan-larangan Ihrom seperti ini? Untuk laki-laki tidak boleh menutup kepala, memakai pakaian berjahit ataupun sesuatu yang mengikat. Sedangkan perempuan tidak boleh menutup wajah dan memakai wewangian.
Namun setelah dapat ilmu dari Ustadz bahwa di saat Ihrom inilah Allah sedang menguji seberapa besar sih keikhlasan kita untuk-Nya. Seberapa besar mau kita untuk menuruti apa yang diperintahkannya dan patuh untuk menjauh dari larangannya. Tidak sedikit orang yang terkena DAM karena melakukan larangan Ihrom. Dan itulah yang menunjukan betapa lemahnya kita, betapa kurangnya kita di hadapan-Nya. Untuk menjaga diri dari larangan-larangan sedemikian itu saja, kita masih merasa berat dan sulit. Subhanallah.
Perjalanan dari Madinah ke Makkah menggunakan bus menempuh waktu sekitar 7 jam. Di pertengahan kami singgah dulu untuk magrib di wadhi.qudette, konon dulu nabi Muhammad juga pernah singgah disana berhadapan dengan orang orang badui untuk membawa ke agama islam. Setelah sampai dan check in di Hotel Al Mahmal yang jaraknya ke Masjidil Haram sekitar 600 meter, saya dan rombongan langsung bertolak ke Masjidil Haram. Saat itu waktu menunjukkan pukul 22.50 waktu Makkah. Setelah melakukan Sholat Maghrib dan Isya’ yang di jama takhir di wadhi.qudette, barulah kami melakukan rukun umroh selanjutnya yakni Tawaf, Sa’i dan Tahalul. Pada saat pertama kali melihat Ka'bah saya menangis, saya merasa mimpi. Kiblat yang selama ini kita tujukan untuk sholat sudah berada didepan mata. Ka’bah yang selama ini hanya bisa aku lihat lewat buku atau layar kaca, sekarang berada dekat sekali denganku. Setelah tawaff kamipun sholat hajat didepan ka'bah. Lanjut untuk sai, dan diakhiri Tahalul yaitu memotong rambut kemudian saya merasakan syukur yang tiada tara. Alhamdulilillah... selesai sudah umrohku yang pertama ini. Alhamdulillah saya bisa menahan larangan-larangan ihram dalam beberapa jam, namun butuh perjuangan dan keikhlasan yang besar. Tidak boleh merontokkan rambut bahkan menggaruk kepala. Mengenakkan kain ihram laki-laki juga harus ekstra hati-hati.
Masjidil Haram ini terlihat berbeda dengan Masjid Nabawi. Jikalau Masjid Nabawi tampak rapi dan teratur, Masjidil Haram tampak kokoh dan tangguh. Pahala untuk sholat di Masjidil Haram ini 100.000 kali dari Masjid lain. Subhanallah.
Meskipun begitu, besar pula dosa yang akan kita tanggung apabila melakukan perbuatan yang tidak Allah suka di Tanah Haram ini. Maka itu, di kedua tanah suci ini kita harus betul-betul menjaga hati, lisan dan perbuatan. Banyak juga yang ketika.diindonesia berbuat apa diperlihatkan Allah disana kelakuannya. Bahkan ada salah seorang teman saya yang berniat becanda saat jalan kaki ke Masjidil Haram "By, kalau capek kaki tu sewalah kursi roda tu. Enak sakit tu kalo disini", akhirnya besoknya teman satu kloter saya yg berusia 37 itu betisnya naik dan demam. Kami suruh dia mengucap dan meminta ampun atas ucapannya. Ada lagi teman satu kloter wanita kami yg becanda dengan ucapan "air zam dan sumur zam zam ada di dekat kita, bisalah mandi pakai zam zam tu." Sambil ketawa. Akhirnya saat mandi dan sedang ada sabun, air kranpun mati. Lalu mereka teringat tentang perkataan td. Akhirnya adiknya membeli jerigen dan mengambil air zam zam kemudian memandikannya.
Sayapun tidak melewatkan kesempatan di Mekkah ini. Saya tidak pernah tidur di hotel. Saya pergi sendiri meski bolak balik dengan jarak 600 meter. Tiap saat saya liat ka'bah, menangis, mencium dan berdoa disana. Kesempatan sholat di hijir ismailpun tidak saya lewatkan. Dan alhamdulillah saya 2 kali bisa sholat disana dan kemudian ditutup utk direnovasi. Pengalaman terindah dalam hidup saya ketika saya tawaff dan kemudian azan magrib datang utk sholat magrib. Saya terjebak dishaff paling depan, seorang arab tua menatap saya sinis, menjepit kaki saya dengan kursinya. Kemudian polisi datang mengusir saya, mereka berbahasa arab, menurut gerakan badan mereka, mereka mengatakan shaff didepan khusus warga arab. Karna sbnya mereka bertanya. "Youre arabian?" Saya jawab "No, Im indonesian", langsung mereka menyuruh saya kebelakang. Namun.saat saya ingin keluar, orang orang berbadan tegap sudah berbaris lurus mengelilingi ka'bah, mereka tidak mau memberi jalan. Sedangkan saya tidak dapat masuk dalam shaff.
Dan keajaibanpun datang, tiba tiba laki laki berjubah datang, beliau memakaibsorban merah dengan jenggot panjangnya. Beliau berkata "shit down please", dan menyuruh saya tetap disana. Kemudian melumuri tangan saya dgn parfum. Ternyata jamaah shaff pertama diberi parfum berbau ka'bah. Lalu lelaki itu bersama yang lainnya menyuguhkan air zam zam yg berasal dari ka'bah dan qorma, ternyata itu untuk org berpuasa. Kemudian lelaki mulia tadi.berdiri didepan pintu ka'bah. Subhanallah ternyata beliau adalah Imam. Pantas saja saat saya diusir polisi dan yang disamping saya (orang arab tua)
Ketika laki laki bersorban itu memperbolehkan, orang orang yang tadi melarang tersenyum dan mempersilakan saya minum air zam zam.
Di Makkah pun, saya ditunjukkan beberapa tempat bersejarah. Diantaranya tempat kelahiran Rasulullah (Rumah Nabi Muhammad), ada cerita dari ustadz bahwa untuk pelebaran Masjid, rumah ini pernah ingin dibongkar tapi semua pekerjanya meninggal akhirnya kini dijadikan perpustakaan dan rumah Abu jahal dan abu lahap menjadi toilet di pelataran Masjidil Haram. Toilet dan tempat wudhu masjidil haram sangat besar, seperti masuk Mall ada eskalatornya. Ada pula City Tour ke Jabal Tsur, tempat di mana Nabi Muhammad bersembunyi bersama Abu Bakar dari serangan kaum Kafir yang ingin membunuhnya. Lalu, ke Jabal Rahmah di Arafah tempat pertemuan Nabi Adam as. Dengan Siti Hawa setelah berpisah selama bertahun-tahun di muka bumi. Disana saya berdoa untuk orang tersayang dan untuk siapapun yang kelak menjadi jodoh saya. Pada musim Haji, Arafah ini sangatlah ramai dipenuhi orang-orang berhaji. Karena Haji adalah Arafah. Tidak sah Hajinya seseorang jika tidak masuk ke Arafah. Bahkan, orang yang sakit pun harus dibawa ke sini meskipun dengan ambulan dan tandunya. Subhanallah..Ya Allah, panggil kami kembali ke sini dalam keadaan berhaji. Aamiin. Dan panggil teman teman muslimin muslimat untuk bisa kesini. Arafah ini pun merupakan gambaran Padang Mahsyar di hari akhir nanti. Ketika manusia tak tentu arah mencari pertolongan, ketika manusia dibangkitkan dalam keadaan setimpal dengan amal perbuatannya selama di dunia.
Dari Arafah, kami menuju Muzdalifah dan Mina. Di sisi kanan dan kiri jalan tampak beratus-ratus tenda Haji. Pada musim haji tenda-tenda tersebut akan penuh terisi dengan jama’ah. Bahkan satu tenda bisa terisi 100 orang. Allahu Akbar! Hanya Islam yang mampu begini. Mengumpulkan berjuta-juta manusia dalam satu tempat, satu waktu, satu tujuan yaitu Allah Yang Maha Esa. Tak lupa kami juga singgah di Ji onah, tempat yang mempunyai kisah bersejarah yang membuat bulu kuduk merinding.
Kota Makkah dan Madinah ini adalah kota yang tak pernah mati. Siang malam 24 jam orang berdesak-desakan di Raudhah, i ikaf di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, bertawaf dan sai. Kedua Masjid agung itu tak pernah sepi. Ibadah dan terus ibadah. Terus hidup. Andai masjid-masjid di tanah air juga makmur seperti ini.
Ka'bahpun tidak pernah sunyi dikelilingi orang orang tawaf. Di masjid nabawi dan masjidil Haram sholat jenazah selama 5 waktu. Karna tiap hari dan tiap menit orang meninggal disana. Saya pertamanya heran, kok habis sholat fardhu ada sholat jenazah, setelah dijelaskan ustadz saya baru mengerti.
Di mekkah, saya juga menemukan kakek kakek tersasar tidak bisa keluar dari masjidil haram, kakek itu berasal dari Turki, dan seperti biasa saya antar beliau. Akhirnya beliau memeluk saya, mencium saya. Berterima kasih dan mendoakan saya. Semoga mjd mabrur katanya dalam bahasa turki. Beliau tidak bisa berbahasa inggris.
Akhirnya tidak terasa waktu berlalu, Tak bisa kubendung air mata saat tawaf wada’ dilakukan. Tawaf yang berarti tak boleh lagi kami menetap dan melakukan ibadah di Masjidil Haram ini. Tawaf yang mengharuskan kami untuk pulang.
Ya Allah, sungguh, kurasa masih banyak orang yang lebih pantas menjadi tamu-Mu di Tanah Haram ini. Masih banyak orang yang menangis rindu untuk menginjakan kaki di sini. Namun, dengan segala kemurahan dan kasih sayang-Mu, Engkau memilihku yang tidak ada apa-apanya ini dibanding mereka. Kata terimakasih tak terbendung untuk Mu, Ya Rabbi. Semoga ini bukanlah terakhir kalinya aku dapat menatap kenggunan Makkah dan Madinah. Ya Allah, jagalah kerinduanku pada dua tanah suci-Mu ini. Jikalau memang ini pertemuan terahirku dengan mereka, gantilah dengan surga-Mu, Ya Rabbi.
Banyak target-target yang ingin aku raih sepulang dari perjalanan suci ini. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Ibadah, lebih semangat menuntut ilmu dan terutama segera megobati segala penyakit-penyakit hati, seperti sombong, riya’, iri, dengki dan prasangka buruk. Aku berharap suatu saat nanti dapat kembali lagi ke tanah suci ini. Dan semoga Allah memberikan kesempatan pula untuk saudara-saudara-Ku yang sudah rindu sekali dengan tanah suci-Nya ini. Allah Maha Besar, Maha Pemurah.
Demi Allah, saat membaca artikel tentang Pengalaman pribadi seseorang tentang perjalanan sucinya, saya menangis dan meneteskan air mata. Begitu juga saat saya membuat tulisan ini. Tulisan dan perjalanan diartikel lain hampir sama dengan apa yang saya rasakan diperjalanan umrah, namun ada jg banyak perbedaan.
Sesampai di tanah air, alhamdulillah doa saya dikabulkan. Ibunda hamba sudah berada dirumah, sudah lumayan sehat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar